TRANSLATOR

English French German Dutch Arabic Chinese Simplified
Premium WordPress Themes

Rabu, 26 Januari 2011

Balinese Vacation : Pesona Pulau Dewata


Bali memang jadi tujuan Backpacker saya untuk liburan Semester Ganjil kali ini. Apalagi ketika saya melihat teman-teman saya di facebook dengan bangga mereka memajang foto-foto mereka ketika berkunjung ke Pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini. Hmmm.. Ini menjadi suntikan semangat bagi saya untuk mewujudkan mimpi saya untuk berkunjung kesana ketika libur Semester ganjil nanti.
iResolusi, what is that??

Tekat saya sangat kuat untuk dapat merasakan pesona yang dipancarkan oleh Pulau Dewata. Bermodalkan dengan sebuah celengan Kodok warna Hijau (saya menyebutnya Si Kodok) yang saya beli dengan harga 3.000 rupiah saja. Saya rajin mengisinya setiap hari. Akhirnya saya membuat beberapa iResolusi yang bertujuan untuk memecahkan masalah (memberi solusi) dalam tercapainya sebuah target yang kita inginkan. iResolusi yang pertama saya namakan iResolusi Brunch, iResolusi ini mewajibkan diri saya untuk mengganti makan pagi (sarapan) saya pada sekitar pukul 9.00-11.00 pagi, kenapa saya sebut iResolusi ini dengan sebutan iResolusi Brunch? Brunch saya ambil dari kata Breakfast dan Lunch yang pasti karena iResolusi ini saya bisa memotong jatah makan saya untuk menambah modal Backpacker nanti.. (Maklum duit mahasiswa mbak.. Masa mau minta duit terus ke orang tua? Malu dong sama title Mahasiwa yang telah menjadi status saya… hhehehe…)
iResolusi yang kedua saya namakan iResolusi +500 (plus 500), kenapa saya sebut dengan sebutan iResolusi +500? Ada yang tau? Jadi tujuan dari iResolusi +500 ini adalah agar saya bisa memperoleh tambahan modal minimal 500.000 rupiah. Darimana saya mendapatkan modal tersebut? Ternyata banyak lho cara menyiasatinya. Cekidott..!!
1.      Ga Boleh kirim SMS lewat HP, tapi kudu lewat YM (Yahoo Messanger).. Berhubung saya pake modem unlimited kan sayang kalo enggak dimanfaatin bener-bener. Jadi ini bisa dijadiin alat komunikasi pengganti SMS kan? Toh kirim SMS pake YM juga nyampe ke nomor HP temen-temen saya, hhehehe..

2.      Enggak boleh nelpon, kecuali emang puueeeeenting banget! (Jatah buat Pulsa,bener-bener saya potong sampai 75%, “Demi BALI”).

3.      Kalo enggak berkepentingan banget saya melarang diri saya untuk pergi keluar rumah (kecuali dengan memakai sepeda) karena uang untuk bensin saya potong sampai 80%.

iResolusi yang terakhir adalah iResolusi 35 L. Saya menamakan ini karena saya ingin membeli tas gunung berukuran 35 Liter (yang biasa dipakai para Backpacker, maklum boss.. Biasanya Backapacker.an make tas-tas biasa, hhehehe…). Kemarin say melihat tas punggung (ga tau ukurannya berapa, belum sempat nanya) merek EIGER, dengan dipatok harga 880.000 rupiah. “Waaaaww.. Mahal sekali??” dalam hati saya. Tapi saya memberanikan diri untuk berkunjung ke toko berikutnya, yaitu agen  “The North Face” dan menanyakan harga tas punggung merek The North Face ukuran 35 Liter. Ternyata sangat berbeda jauh dengan EIGER, dia memberikan tawaran harga sebesar 175.000 rupiah (tidak bisa ditawar). Dalam hati saya “Dalam 10 hari ini saya HARUS membelinya, sebelum ada orang lain yang akan mengambilnya dari tangan saya!” Akhirnya saya terapkan iResolusi 35 L, iRsolusi ini mewajibkan saya untuk menabung minimal 20.000 rupiah setiap hari, dalam 10 hari saya akan mendapatkan uang sebesar 200.000 rupiah. Sisa dari iResolusi 35 L ini akan saya salurkan untuk tambahan dana pada iResolusi +500.
      Dan Alhamdulillah sebelum saya berangkat ke Bali semua iResolusi yang saya rancang bisa saya taklukan 98%. Mungkin cara seperti ini bisa dijadikan salah satu cara yang lumayan manjur untuk teman-teman semua kalo ingin mencapai suatu tujuan (mimpi).

Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya!
            Ini adalah tahap yang paling penting sebelum saya terjun langsung ke lokasi (Bali). Hampir setiap saya berselancar di dunia maya, saya akan menyempatkan waktu untuk browsing informasi tentang Bali. Mulai dari tempat penginapan yang murah, kuliner murah, sampai mana saja tempat-tempat wisata yang wajib saya kunjungi selama di Bali nanti (yang pastinya masih terjangkau dengan kantong mahasiswa, hhahaha…).
            Hasilnya saya bisa tahu mana saja penginapan yang murah di Bali, dll. Menurut informasi yang saya dapatkan. Ini adalah beberapa penginapan yang bisa dikatakan pas untuk kantong mahasiswa. Hhahaha…
1.      Cempaka II
Jl. Poppies II
(60 m dari Monumen Bom Bali-kalo enggak salah kanan jalan)
Telp : 0361-757750  dengan Bapak Kadek
Harga terakhir saya telp (20/1) Rp 80.000,-
Tidak bisa di booking.

2.      Ronta Bungalow
Jl. Poppies II Gang. Ronta
(60 m dari Monumen Bom Bali-kalo enggak salah kanan jalan)
Telp. 0361-754246
Harga terakhir saya ketahui Rp 60.000,-
Tidak bisa di booking.

3.      Losman Arthawan
Jl. Poppies II
(50 m dari Monumen Bom Bali-sebelah kiri jalan)
Telp. 0361-752913
Harga terakhir saya ketahui Rp 60.000,-
Tidak bisa di booking.
            Penginapan di Jalan Poppies 1 dan 2 memang terkenal sebagai surga bagi para Backpacker. Menurut informasi yang saya dapat dari orang Bali asli yang menyewakan motornya kepada saya, Losman Arthawan dan Ronta Bungalow memang sangat terkenal dengan harga yang sangat murah. Tapi yaa.. tidak tahu juga yaa, mungkin ada lagi yang lebih murah. Maaf saya tidak sempat menjelajahi semua penginapan di Jalan Poppies 1 dan 2 untuk menanyakan harga menginap per-semalamnya. 

Pagi hari (21/1) sebelum pukul 6.00 Wakti Bali (WITA) saya sudah sampai di Kuta, tepatnya di depan Jalan Poppies 2 sangat berdekatan dengan Monumen Bom Bali. Awalnya saya memilih untuk menginap di Cempaka II, karena ini adalah penginapan yang paling murah yang telah saya telpon dari beberapa penginapan lainnya. Ketika pertama kali saya memasuki jalan Poppies 2, dengan sangat norak saya berkata, “Ohh, ini toh jalan yang katanya surga bagi para backpacker.” Tapi ngomongnya Cuma didalam hati, hhehehe.. Tak lama kemudian saya bertemu dangan bapak-bapak yang dengan ramah menyapa saya, menanyakan darimana, dan kenapa saya datang ke Bali sendirian. Hhahaha.. Pertanyaan ini sangat sering saya jumpai ketika saya berkunjung ke beberapa tempat wisata di Bali. Iya, memang saya datang ke Bali sendirian dari Malang. Awalnya saya berencana akan Backpacker kesana bersama teman saya. Akan tetapi karena ada sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan, mereka memutuskan untuk membatalkan. It’s oke. No problem with me. Yeahh..! Walau awalnya masih ragu mau Backpacker.an sendiri. Saya mantapkan niat saya 100%. Hmmm.. yuhuuu… Akhirnya bapak-bapak itu menyarankan saya untuk menanyakan harga menginap per-malam di Losman Arthawan. Ternyata saya mendapatkan harga 60.000 rupiah per-malam. Asiiiikk…! Dibawah Budjet!!! Inilah hoki pertama saya. (Budjet saya untuk sewa penginapan adalah 80.000 ripuah. Ehh, ternyata dibawah budjet. Asoiii geboy…).
           
            Jika kalian mau berpergian di Bali, saya sarankan untuk menyewa motor. Karena dengan menggunakan motor kita bisa hemat dalam memanfaatkan waktu dan uang kita. Harga sewa motor di Bali sangat beraneka macam. Ada yang mulai dari 60.000 rupiah sampai 100.000 rupiah. Tapi tenang aja bro, bisa ditawar ko! Apalagi kalo buat turis lokal kaya saya, hhehehe.. Harganya bisa sangat miring. Saya mendapat sewa motor seharga 40.000 rupiah per hari, padahal budjet saya untuk sewa motor yaitu sebesar 200.000 rupiah untuk 4 hari, alias 50.000 rupiah per-hari. So? Hoki Lagi ane gan! Asiiikk.. (Tapi ada juga ko yang sampai 35.000 rupiah. Tergantung kalian nawarnya aja. Gunakan cara menawar dengan tema 1 Bendera, Kita Tetangga, dan Kantong Mahasiswa-baca cerita saya ketika di Pasar Sukowati.red)
            Yang pasti saya bakal share ke kalian tentang buku  yang menemani perjalan saya ini sobb! Judulnya Aku ke Bali, kemarin beli di Gramedia Malang seharga 35.000 rupiah. Tapi sumpah, sangat bermanfaat banget buat kalian yang pengen menaklukan Pulau Dewata dengan budjet terbatas. Cause, dibuku ini udah dijelasin dari tempat makan yang oke (murah dan lumayan puas!), tempat-tempat wisata (beserta poin plusnya, harga, dan fasilitas yang disediakan), hotel/penginapan, tempat clubbing, dll. Wajib kalian beli sob! (Maksa, tapi bukan promosi lho.. hhehehe..)

Balinese Vacation 2124
            Liburan kali ini saya memutuskan untuk Backpacker.an ke Pulau Dewata sendirian. Lho ko sendirian??? Ha? Kan tadi sudah saya ceritakan kan. Toh, ini bisa jadi tantangan sendiri bagi diri saya. “Cahh, bahasa lu jett2! Tinggi benerr sumpah! Hhehehe…” Dengan menggunakan Minibus yang kita biasa menyebutnya “Travel” dari Malang. Dengan mengeluarkan kocek sebesar 160.000 rupiah (kalo pelajar 150.000 rupiah tapi harus photocopy Kartu Pelajar sebanyak 2 lembar) saya meluncur menuju Jalan Poppies 2 - Kuta. Saya memilih Travel karena ini adalah transportasi yang cepat dan murah, dibandingkan dengan bus atau kereta ke Banyuwangi (karena kita mau enggak mau harus oper kendaraan).
            (20/1) Saya dijemput travel pukul 18.30 lebih sedikit. Jadwalnya sih bakal di jemput jam 17.00, tapi molor sampai pukul 18.30an. Maklum jam.nya orang Indonesia memang seperti itu. Ini yang harus kita benahi mulai dari masing-masing individu..  Setelah menjemput para penumpang yang lainnya kami meninggalkan Malang kurang lebih pukul 19.45. Selama di perjalanan saya lebih memilih untuk mendengarkan musik, chatting, atau hanya tiduran, karena tidak ada pemandangan yang bagus untuk dapat saya nikmati. (Kan semuanya gelap, pohon-pohon di kanan-kiri jalan nggak keliatan hijau, hhehe..) Sekitar pukul 1.30 saya sampai di Pelabuhan Ketapang untuk menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk. Saya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk menyebrangi selat Bali. Sesampainya di Tanah Dewata saya harus mengeluarkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya untuk pemeriksaan. Suasana Bali langsung bisa saya rasakan setelah saya sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Banyak sekali Pura-Pura atau bangunan-bangunan yang bercirikan ukiran-ukiran khas Bali. “Waww.. Udah di Bali nih gua sekarang! Ahaiii….” Norak banget sumpahh! (No Comment).
            (21/1) “Cerita Hoki hari ini sudah saya ceritakan sebelumnya kan? Yang masalah penginapan sama nyewa motor  itu lho. Ya sudah jangan diulangi lagi ceritanya nanti kalian bosen lagi, hhehehe..”  Perjalanan saya pagi ini, saya awali dengan mencari sarapan di sekitar Jalan Legian, tapi yang ada hanyalah club-club malam yang sedang istirahat (tutup). Setelah jalan sana-sini, akhirnya saya menemukan warung kecil yang bertuliskan Warung Nasi Kuning “Asiiik Makanan Jawa euy!!” dalam hati saya pasti bakal dapat sarapan murah meriah. Saat saya masuk warung tersebut. Ibu-ibu yang menjualnya memakai kerudung, sebagai tanda bahwa beliau Muslim. “Ohh, aman-aman. Makanan gua insya Allah halal ko! Ga ada unsure-unsur babinya.” (Jangan kaget kalo di Bali kalian ngeliat warung-warung yang dengan jujur memajang tulisan SATE BABI GULING, BABI BAKAR KHAS BALI, dll)  1 porsi nasi kuning plus minuman (teh manis anget/the botoh dingin) saya bayar dengan harga 11.000 rupiah. “Lumayan, ga mahal-mahal amat.” Ketika perjalanan pulang ke penginapan, saya bertemu dengan bule India yang sedang tersesat. Dia menanyakan Jalan Poppies 2, berhubung saya juga akan pulang ke penginapan ya sudah kita jalan bareng, ketika sampai di depan Monumen Bom Bali saya memintanya untuk foto bersama, buat kenang-kenangan aja gitu. Oiia, sebelumnya saya meminta peta Bali dulu di Tourist Information, “Gratis lhoo..!” Jangan khawatir kalo tersesat di Bali, banyak ko Tourist Information yang tersebar di tempat-tempat yang strategis. Apalagi di Kuta, bejibun cuii..! Sesampainya di kamar, saya buka buku Aku ke Bali untuk menentukan planning untuk 4 hari ke depan. Hari ini saya berkunjung ke Bali Art Center yang letaknya berada di Denpasar. Setelah saya Tanya sana-sini akhirnya sampai juga. Kira-kira saya membutuhkan waktu 20 menit untuk dapat sampai di Bali Art Center. Jangan takut tersesat, plang-plang penunjuk jalan disini cukup jelas. Yaa… kalo ragu tinggal Tanya aja sama orang Bali. Jangan malu tanya! Oiia, masuk Bali Art Center cuma bayar 2.000 rupiah. Sore harinya, saya habiskan untuk menikmati sunset di Pantai Kuta bersama teman saya, dia sama keluarganya terus ga sengaja ketemu. Sesudah sholat isya’ saya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Jalan Legian untuk mengisi perut yang sudah terlanjut keroncongan sampai akhirnya saya melihat ada ibu-ibu di samping Pura di Jalan Raya Kuta menjual bungkusan-bungkusan nasi yang sekilas seperti Sego Kucing di Jawa Tengah. Setelah tanya-tanya, ternyata itu adalah Nasi Jinggo,  sego kucingnya wong Bali. Bedanya Nasi Jinggo lebih berisi dibanding Sego Kucing. 2 bungkus Nasi Jinggo plus teh hangat saya bayar dengan selembar uang pecahan sepuluh ribu rupiah. Malam harinya (jam 11an) saya bersama teman saya tadi, menikmati lantunan music-musik nggak jelas yang bikin bokong saya bergoyang. Hhahaha.. Clubing maksud saya..
            (22/1) Hari ini planning saya adalah menaklukan bagian Selatan Bali, pertama-tama saya mengisi perut saya dengan masakan yang diberi nama Hiu Bakar versi pak Item yang letak warungnya di Jalan Raya Kampus  UNUD (Jimbaran, sebelah kiri jalan kalo dari Kuta), selanjutnya saya mengunjungi GWK (Garuda Wisnu Kencana)  Culture Park, yang menjadi alas an saya untuk datang kesini adalah rasa penasaran sama patung yang katanya bakal jadi patung terbesar di Asia. Dengan mengeluarkan kocek 25.000 kita sudah disuguhi banyak pertunjukan-pertunjukan. Berikut ini adalah jadwal pertunjukkan di GWK Culture Park.




  • Cuma saran aja, kalo mau nonton tari kecak mending di Uluwatu, kita bisa sekalian ngerasain indahnya sunset dari atas laut. Sumpah indah banget! Tapi kudu ngeluarin duit 75.000 rupiah lagi buat bayar tiket nonton Tari Kecak.
Puas menikmati GWK (nonton pertunjukan Barong dan menikmati Bali dari ketinggian, bisa liat pantai kuta dari atas!) akhirnya saya bertolak ke Tanjung Benoa. Waktu yang pas buat pergi ke Tanjung Benoa adalah pagi hari. Disini (Tj. Benoa) kita bisa bermain olahraga air ekstream seperti : Banana Boat, Flying Fish, Jet Sky, Parasailing, Snorkling, Diving sampai menyebrang menuju penangkaran penyu. Harga yang ditawarkan mulai dari 200.000 rupiah. Tapi tenang aja, masih bisa di tawar..! Tawar semurah-murahnya sobb!! Kemarin saya ditawarin sampe 125.000 rupiah untuk Jet Sky, tapi saya tolak karena masalah dana, hhehehe…
Berhubung saya tidak membawa uang banyak, akhirnya saya memutuskan untuk ngobrol bersama pembuat tattoo yang berasal dari Kediri Jawa Timur. Setelah tanya-tanya mengenai dunia tattoo, saya jadi tahu harga rata-rata tatto di Bali. Tatto dijual paling murah 30.000 rupiah kepada turis lokal, dan 100.000 untuk turis asing. “Hmmm.. Walau nggak sempet ngerasain asiknya main. Yang penting masih dapet informasi tambahan kan? Ga ada yang sia-sia.. yummmi. I LOVE BALI SO MUCH..!”
Next trip, Uluwatu. Butuh sekitar 45 menit menuju Pura Uluwatu. (Tadi tuhh harusnya saya ke Tj. Benoa dulu, GWK baru Uluwatu biar satu arah. Kalo kaya gini kan dari ujung ke ujung? Huuuhh.. ) Sangat susah mencari masjid di Bali, kalo mau sholat mending di GWK cause disana sudah tersedia mushola. Dengan membayar 1.000 rupiah  dan diharuskan untuk memakai kain penutup kaki (daerah bokong ke bawah)  untuk menghormati kesucian Pura, karena Pura Uluwatu adalah satu dari beberapa Pura yang dihormati masyarakat Bali. “JANGAN MEMAKAI KACAMATA (min/plus/sunglasses), TOPI, JEPIT RAMBUT, dll. JANGAN MENGELUARKAN HP!!!” kalo kalian tidak ingin barang-barang kalian diambil oleh monyet-monyet jahil penghuni Pura Uluwatu. Jika diambil mereka, kalian bisa meminta tolong petugas dan memberikan uang tip kira-kita 10.000 rupiah. Dengan tawa kecil dalam hati saya berkata “Mampus lu Bule Rusia, Jepang, Korea, Canada, Autralia dikerjain sama monyet-monyet Bali! Mana ada Bule Rusia sampe mau nangis lagi, Malu sama umur cuii….!!! Jiakakakakaka…..” Setelah muter-muter nggak jelas di pura, akhirnya tiba juga waktu yang telah saya nanti-nantikan. Pukul 6 teng waktu Bali. (18.00 WITA) Saya menonton pertunjukan Tari Kecak. “Huhhh, sumpah duit 70.000 rupiah ga ada apa-apanya dibanding sama suasana sore ini, menikati sunset sambil ditemani Tari Kecak.” Usahakan pada saat kalian nonton Tari Kecak, kalian duduk di sebelah kiri. Biar bisa liat sunset dengan leluasa. Disamping saya duduk seorang bapak-bapak (kira-kira umurnya 40an lah setelah mengobrol cukup lama beliau berkata, “Saya tidak kaget jika Bali mendapat rangking pertama sebagai pemberi devisa terbesar dalam kategori Pariwisata” dan saya hanya bisa angguk-angguk kepala. Hhehehe… ). Kira-kira pukul 18.30 pertunjukan selesai dan saya kembali ke Penginapan. Jarak Uluwatu-Kuta lumayan  jauh juga lho.. 19.15 saya sampai di Losman Arthawan. Huhh, perjalanan yang sangat melelahkan! Setelah mandi, sholat dll. Saya langsung cabut buat nyari makanan yang pastinya yang murah meriah. hhahahaha… Saya memutuskan untuk langsung istirahat, menyiapkan tenaga untuk besok hari (menuju Pasar Sukowati untuk memburu oleh-oleh). Tadinya saya diajak dugem lagi, tapi sumpahh cape banget! Padahal udah saya samperin tuh ke Club.nya. tapi temen saya nggak muncul, ya sudah mending tidur wae tho? Hhahaha…
(23/1) Bangun pagi, langsung cabuuuuuuttt! Tanpa mengetahui jarak tempuh, langsung aja tancap gas menuju Pasar Seni Sukowati. Berbekal duit jajan yang tersisa 500.000 rupiah saya dengan mantapp 100% bertolak meninggalkan Poppies 2. 2 jam berselang akhirnya sampai juga di Pasar Sukowati. Pasar ini searah jalurnya sama jalan menuju Gianyar, jadi kalo mau ngikutin petunjuk lalu-lintas cari aja tulisan Gianyar. Kalo ragu, sekali lagi gua bilang “JANGAN TAKUT BERTANYA!” saya aja sempat nyasar ko’. Hhehe.. Maklum bukan saya benar-benar buta peta Bali.

Belanja dari pukul 11.00 siang sampai pukul 13.00 rasanya sudah cukup, tapi nasib berkata lain. Ibu, plus kakak saya mentransfer uang sebesar 600.000 rupiah untuk minta dibelikan oleh-oleh. Gerutu saya, “Giliran gini aja dikirim duit, giliran mau berangkat ke Bali sepeser pun tak kunjung datang. Alamaaaakkk!” Di Sukowati kita bisa membeli berbagai macam kerajinan tangan khas Bali, mulai dari baju Barong, Kaos bermotif Bali, Selendang Bali, Hiasan dinding, topeng-topeng, sampai lukisan. Harga yang ditawarkan biasanya dinaikkann sampai 3 kali lipat. Jadi kalo datang ke Pasar Seni Sukowati kita memang HARUS PINTER MENAWAR. Saya punya 3 cara menawar yang cukup ampuh. Apalagi kalo yang jual ibu-ibu, pasti klepek-klepek sama cara menawar saya. Hhahaha…
1.      WAJIB Tawar Harga 1/3 dari harga yang ditawarkan penjual.
2.      Mengusung rasa Nasionalisme dan kebersamaan
Contoh  : “Ayolah buuu, 35 ribu aja, kita kan 1 bendera.”  Jika anda orang Jawa “Kita kan tetangga buu, Jawa-Bali masa’ dikasih mahal?” Jika anda orang Papua “Saya jauh-jauh dari Papua hanya untuk berkunjung ke lapak engkau bunda. Ayolah kasih murah.” (Jangan lupa beri senyuman terindah anda, seindah senyuman Mpok Ati, wkwkwkwk…).
3.      Meminta belas kasih
Contoh : “Saya mahasiswa buu, masa’ dikasih mahal sih. Turunin dikit lah… J
Dll.. Anda HARUS sekreatif mungkin. Selamat mencoba!

Balik dari Pasar seni Sukowati, saya membawa sebuah tas Bali ukuran S (berisi penuh) plus 2 buah lukisan untuk di kamar saya. “Mantapp euy..!”
Sampai di penginapan langsung packing barang, alhasil dari tadinya hanya ada tas gunung berukuran 35 liter, sekarang ditambah tas jinjing Bali ukuran S plus 2 buah lukisan. “Alamaaaaakk… beratt!! Tolooooongg…..!” Saya pn langsung terlelap dalam tidur yang lelah ditemani dengan rintik-rintik hujan di Pulau Seribu Pura.
(24/1) I must go back to Malang and check out losman on 12 am L.  Saya, memutuskan untuk berkeliling Denpasar pagi siang ini, sambil menunggu jemputan travel saya nanti jam setengah 5 sore. Sebelum berkeliling Denpasar, saya singgah dahulu di tempat pertama kali saya makan di Kuta. Warung Nasi Kuning, hmmm.. cukup nikmat untuk pagi menjelang siang ini. Setelah menyantap makanan khas Jawa, saya bergegas berangkat untuk mengelilingi Denpasar. Akan tetapi kira-kira 45 menit kemudian hujan deras mengguyur kota Denpasar, saya pun memutuskan untuk berteduh di sebuah tempat  semacam tempat les/khursus. Melihat hujan sedikit reda satu jam berikutnya, saya langsung tancap gas menuju Kuta karena takut jika travel sudah datang, ntar ditinggal lagi..? Hhehehe.. Sipp! Setengah 5 teng saya meninggalkan Bali.


TIPS : 
  1. Mau murah? Kalian HARUS Pinter menawar. Dimana saja. 
  2. Kalo mau nyari mushola, bilangnya Masjid. Kalo kalian bilang mushola, orang Bali banyak yang nggak tau. Tar yang ditunjuk malah Pura lagi? Waddu… kaya gua kmaren pas di Sukowati* 
  3. Jangan takut tanya! Orang Bali ramah-ramah ko.

PESAN DARI GUA
“JELAJAHI NEGERIMU, JELAJAHI INDONESIAMU.”

4 komentar:

challenging story, dude ^^

It sounds more attractive than I ever stayed there,,


backpacking by your self?
*can't imagine it*
BUT SURE IT FEELS SO FREE,,

whenever you get there and wherever you will be is what we up to,


>>unfortunately I still can't drive a motorcycle,,
(><!)
*should I try*

frankly as you said:
asking everyone around when you are getting lost?
or bargaining something??
Uuuuuu~

I have to learn and make some experiences also for that

~XP

good job for managing everything by your own too


by the way, nice picture~

Hhaha
*really a communication department student alike*


NB:
*KEEP FIGHTING AND KEEP THE FAITH*

wuidih
excited bgt tuh kaya nya
gue ikutin dh cara iResolusi Brunch lo itu zet..hhaha

terima kasih semua! JELAJAHI NEGERIMU INI sobatt TNT!

sound nice story, spt yg qu alami wkt backpack ke Denpasar, 2004 lalu. Tp wkt tu, sy br tau kl yg sy lakukan itu dsebut backpacking. Sy pke pesawat pke yg promo wkt itu 245rb. pjalanan mlm. krn da tmn dsana, sy nginap dkos-annya. wkt tu GWK lg dbangun. Sy nyewa taxi 200rb dr Denpasar (mall galeria Bali, GWK, pantai Dreamland

Emg asyk, apalgy nikmati pantai Kuta wkt sunset, ada band jalanan yg nemenin kongkow dsana ;)

Posting Komentar